Cerita Sejarah
Nararryya Kirana Sang Ratu Nagara Lamajang
Nama Nararryya Kirana tercantum dalam prasasti Mula Malurung ketika beliau ditasbihkan sebagai Juru di Nagara Lamajang, Prasasti Mula Malurung
menyebutkan pada lempeng VIIa baris 1-3
yaitu :
"siro nararyya kirana saksat atmadja nira
nararyya sminingrat pinratista juru lamajang, pinasangaken jagat palaka,
ngkaning nagara lamajang"
Artinya :
Beliau Nararyya Kirana
semata-mata putra beliau Nararyya Sminingrat, ditetapkan sebagai juru di
Lamajang, dipasangkan menjadi pelindung dunia Di Negara Lamajang.
Prasasti
Mula Malurung yang dibuat masa Raja Nararyya Seminingrat atau Raja Wisnuwardhana penguasa Kerajaan Singhasari berangka tahun 1255 Masehi.
Dari Isi Prasasti Mula Malurung dikatakan tentang kedudukan Lamajang sebagi Kerajaan Vasal atau bawahan dari Kerajaan Singhasari.Menurut Nurhadi Rangkuti dalam birokrasi pemerintahan masa jawa Kuna yaitu sebagai Negara Vasal Kerajaan Singasari yang dipimpin oleh pejabat setingkat Juru, dalam hal ini dijabat oleh putera atau saudara misan raja Sminingrat. Karena sifat Nagara Lamajang merupakan Kerajaan vasal berarti kekuasaannya tidak mutlak, tetapi dalam perkembangan kerajaan keputusan dan perintah berada pada kerajaan induk yaitu Singhasari (Nurhadi Rangkuti 2003; 32).
Juru dalam penafsirannya dapat diperkirakan sebagai raja pengawas atau kalau sekarang setingkat dengan pemerintahan daerah. Tetapi wewenang pada kekuasaan Singhasari atau sistem pemerintahan bersifat Sentralisasi.
Pemerintahan Nararryya Kirana diperkirakan tidak berlangsung lama, karena wilayah Lamajang saat itu sering terjadi bencana lama terutama aktifnya Gunung Semeru. terbukti dengan keruntuhasn Candi Gedong Putri yang dsebabkan banjir lahar Gunung Semeru.
Mengapa Nararryya Kirana yang ditasbihkan sebagai Juru di Lamajang?
Lamajang adalah wilayah yang subur dan merupakan daerah penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan bagi Kerajaan Singhasari, Nararryya Kirana diangkat menjadi Juru untuk mengembangkan komoditas pertanian di Lamajang, tetapi Gunung Semeru yang selalu aktif dan sering terjadi bencana banjir, sehingga kekuasaan diambil alih oleh Singhasari kembali.
Kekuasaan Nararryya Kirana yang tidak lama tersebut tidak pernah ditulis dalam prasasti atau kesusateraan, tetapi dari bukti bangunan candi Gedong Putri dan Lingga Yoni Altar Naga dapat diidentifikasikan wilayah tersebut sebagai bukti kawasan pemukiman yang lengkap dari hunian sampai tempat pemujaan, kemudian temuan lorong yang disebut masyarakat sekitar sebagai Goa Maling aguno diperkirakan tempat pelarian atau penyelamatan dari bencana ke tempat yang lebih aman.
Bukti tertulis tentang Nararryya Kirana tidak banyak, sehingga tidak dapat diceritakan secara lengkap. Banyak tafsiran tentang Nararryya Kirana, dari pola pemerintahan bahkan jenis kelaminnya sampai sekarang.(AP2014).
Dari Isi Prasasti Mula Malurung dikatakan tentang kedudukan Lamajang sebagi Kerajaan Vasal atau bawahan dari Kerajaan Singhasari.Menurut Nurhadi Rangkuti dalam birokrasi pemerintahan masa jawa Kuna yaitu sebagai Negara Vasal Kerajaan Singasari yang dipimpin oleh pejabat setingkat Juru, dalam hal ini dijabat oleh putera atau saudara misan raja Sminingrat. Karena sifat Nagara Lamajang merupakan Kerajaan vasal berarti kekuasaannya tidak mutlak, tetapi dalam perkembangan kerajaan keputusan dan perintah berada pada kerajaan induk yaitu Singhasari (Nurhadi Rangkuti 2003; 32).
Juru dalam penafsirannya dapat diperkirakan sebagai raja pengawas atau kalau sekarang setingkat dengan pemerintahan daerah. Tetapi wewenang pada kekuasaan Singhasari atau sistem pemerintahan bersifat Sentralisasi.
Pemerintahan Nararryya Kirana diperkirakan tidak berlangsung lama, karena wilayah Lamajang saat itu sering terjadi bencana lama terutama aktifnya Gunung Semeru. terbukti dengan keruntuhasn Candi Gedong Putri yang dsebabkan banjir lahar Gunung Semeru.
Mengapa Nararryya Kirana yang ditasbihkan sebagai Juru di Lamajang?
Lamajang adalah wilayah yang subur dan merupakan daerah penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan bagi Kerajaan Singhasari, Nararryya Kirana diangkat menjadi Juru untuk mengembangkan komoditas pertanian di Lamajang, tetapi Gunung Semeru yang selalu aktif dan sering terjadi bencana banjir, sehingga kekuasaan diambil alih oleh Singhasari kembali.
Bukti tertulis tentang Nararryya Kirana tidak banyak, sehingga tidak dapat diceritakan secara lengkap. Banyak tafsiran tentang Nararryya Kirana, dari pola pemerintahan bahkan jenis kelaminnya sampai sekarang.(AP2014).
Komentar
Posting Komentar